Home » 2015 » September

Monthly Archives: September 2015

Geomagic: A Simple RINEX Converter

GPS data processing is usually preceded by generating a RINEX file. RINEX, standing for Receiver Independent Exchange, is a conventional format that does not depend of type of GPS receivers. The conversion is usually done using a DOS-based program called TEQC produced by UNAVCO. Using this software, the conversion is done using text-based commands using several parameters, which vary for different purposes and different types of receivers. Therefore, data conversion may be time-consuming and inefficient.

Untitled

To overcome the issue of time consumption and efficiency, an assisting tool needs to be developed. One of the possibilities is to develop GUI-based (Graphical User Interface) software that enables users to generate RINEX file from different GPS receivers in a simple procedure. For this purpose, such software has been developed using Delphi software by utilizing function of TEQC. Instead of typing complicated text-based command, this software enables users to generate RINEX files by a few clicks. The basic idea of the software is by creating an auto executed batch file via the GUI. This batch file has a similar function with the command line on TEQC. The different is that the batch file is auto generated and the parameter of the TEQC options is also automatically included once user clicks on the options of the interface.

A survey to investigate how this software can improve the efficiency of data conversion has been conducted as well. Result of the survey shows that expert users can save averagely 60 seconds of time by utilizing this software compared to the use of command line-based TEQC. Meanwhile, amateur users can save even two minutes. Referring to the saving time, the use of the software may offer a great efficiency, especially if it is used in states where labour salary is reasonably high.

This work has been presented in the Map Asia 2008 International Conference. The full paper can be downloaded by clicking this link. Click this link to download the software.

Navigasi Kendaraan Berbasis GPS Pada Smartphone

Seiring semakin populernya penggunaan ponsel pintar (smartphone) dalam beberapa tahun terakhir, navigasi perjalanan berbasis GPS mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini pengguna smartphone dimanjakan dengan kemudahan menjelajahi rute perjalanan dimana saja dan kapan saja baik secara offline maupun online. Berbagai pilihan aplikasi, baik yang gratis maupun berbayar banyak tersedia di AndroidTM playstore, AppleTM store, BlackberryTM world, NokiaTM  store dan sebagainya. Sebut saja beberapa aplikasi navigasi perjalanan online yang populer seperti: Google Navigation, Waze, Sygic adalah aplikasi android yang angka terunduh-nya sangat fantastis. Tak kalah populer adaalah aplikasi navigasi perjalanan offline seperti: Navitel, Papago, Orux dan sebagainya. Berbagai komunitas pecinta navigasi perjalanan berbasis GPS pun bermunculan, mulai dari yang iseng hingga yang serius. Tak sedikit pula komunitas yang membuat peta navigasi sendiri. Contoh situs komunitas yang membuat peta navigasi sendiri adalah malsingmaps.com (Malaysia dan Singapura) dan navigasi.net (Indonesia).

Navigasi perjalanan berbasis GPS pada awalnya dikenal oleh konsumen melalui produk perangkat GPS yang khusus didesain untuk navigasi yang dikenal dengan sebutan GPS otomotif (automototive GPS). Perangkat ini biasanya bekerja dengan menggunakan bantuan data peta navigasi atau yang lebih dikenal dengan istilah digital route map (DRM). Pada tahun 2006 beberapa produsen mobil terkemuka mulai memperkenalkan penggunaan teknologi ini di Indonesia saat mereka menyertakan opsi navigasi GPS pada paket penjualan mobilnya.

Penentuan posisi pada sistem navigasi berbasis GPS secara teoritik dilakukan dengan metode absolute positioning atau yang juga dikenal dengan istilah standard positioning service (SPS) dimana posisi pengguna ditentukan dengan menggunakan satu receiver dengan mengamat minimal 3 satelit untuk posisi 2D atau 4 satelit untuk posisi 3D. Metode positioning ini berdasar pada prinsip pemotongan ke belakang berdasar jarak hasil pengamatan GPS menggunakan metode pseudoranging (menggunakan sinyal kode C/A GPS). Jika pseudoranging dilakukan pada kondisi ideal maka kesalahan yang terjadi adalah sekitar 3 meter. Pada kenyataannya pseudoranging tidak lepas dari kesalahan akibat medium perambatan sinyal (atmosfer), kesalahan orbit satelit, derau receiver dan sebagainya sehingga akurasinya bisa turun hingga 15 meter. Dengan demikian, pada dasarnya akurasi penentuan posisinya berkisar pada angka 3-15 meter. Namun, pada pelaksanaannya aplikasi navigasi berbasis GPS memanfaatkan algoritma matematika khusus untuk mengintegrasikan posisi dari GPS ke dalam jaringan jalan. Fitur ini analoginya mirip dengan fasilitas OSNAP pada perangkat lunak computer aided drawing (CAD) dimana setiap kita mengarahkan kursor maka sistem akan mengasosiasikan lokasi pointer kepada obyek terdekat (garis, perpotongan garis, dan sebagainya). Pendeknya, selama inakurasi posisi yang diberikan GPS masih berkisar 3-15 meter maka aplikasi akan mengasosiasikan kendaraan pada jalan/pertigaan/perempatan yang terdekat.